Always start with Basmallah

Penglaris Toko Manis. Yakin, Ada Toko Laris Tanpa Penglaris?

Namanya Bu Manis, pemilik Toko manis yang laris manis. Dinamakan Toko Manis selain karena diambil dari nama si pemilik, juga karena toko ini menjual banyak penganan yang manis-manis. Manis sebenarnya hanyalah panggilan dari Bu Manis. Jangan heran kenapa si Ibu dipanggil Bu Manis. Si Ibu ini, dilihat dari samping aja udah selegit gula Jawa, ditambah lagi dengan lesung pipit dan hidungnya yang mancung, bikin tambah makin-makin aja legitnya.

.

Tapi itu dulu. Kini, hidung bangirnya sudah tertutup cadar, bahkan kedua matanya juga sudah terhalang dengan bingkai tebal kaca matanya, jadi tidak sembarang orang bisa menikmati lesung pipitnya lagi sekarang.

.

Toko Laris Manis

Enjoy Shopping. Photo by Anggun Tan on Unsplash.

Satu hal yang tetap sama, Toko Manis tetap laris manis seperti biasa. Dari dulu hingga sekarang. Dan mungkin juga hingga nanti. Awalnya toko ini hanya menjual bahan kue. Sebuah toko kecil yang sangat tidak menarik, kecil, gelap, sumpek, menjurus ke dalam dan sama sekali tidak menonjol di antara banyak kerumunan lainnya.

.

Namun, dengan lokasinya yang strategis, tepat di sebelah minimarket plat biru dan di seberang minimarket plat merah, membuatnya mengambil celah ceruk yang tersembunyi. Memanfaatkan parkiran luas minimarket, ia menaruh etalase besar dan terang tepat di perbatasan parkiran. Dan cerdiknya lagi, display penganan dibuat menghadap langsung ke arah datangnya kerumunan kendaraan, bukan ke arah jalan raya, seolah paham betul jejeran kue yang ia jajakan bisa bikin ‘ngiler’ sedemikian banyak orang yang lalu lalang.

.

Untuk lokasi, tentu saja tidak perlu diragukan lagi, tau sendiri kan, model survey kedua minimarket besar itu seperti apa? Untuk survey lokasi saja akan dihitung dulu berapa traffic kendaraan yang lalu-lalang di setiap harinya, belum lagi survey kondisi penduduk sekitar.

.

Tanpa mengandalkan aji-ajian penglaris khusus, hanya mengincar lokasi strategis dan display yang ‘Simply Outstanding,’ nyatanya mampu melariskan usahanya. Datang dengan dagangan yang penuh dan pulang dengan dompet yang penuh.

.

Jadi nggak perlu lagi ada kasak-kusuk soal penglaris. Mulai dari isu pedagang yang masaknya pakai celanalah (gimana ceritanya mau masak nggak pakai celana?), atau adonan kue yang mesti dilxdahin dulu, sampai isu yang masak ditemenin makhluk astral.

.

Saran saya sih, jika anda memang warga ‘Indihome’ yang sangat menyadari hal-hal demikian, monggo disampaikan saja kepada yang punya bisnis. Dengan begitu anda juga berpeluang mendapatkan 2 pahala sekaligus. 1 pahala karena sudah mengingatkan owner, 1 pahala lagi bila hal sebelumnya berhasil, maka anda pun sudah menyelamatkan perut-perut kami dari hal-hal yang tidak baik. What a Good Idea Right? Baik untuk anda dan baik juga untuk kami.

.

Semoga kita semua selalu didekatkan pada rizki yang halal dan baik oleh Allah.

.

.

Wallahu a’lam bisshowab.

dewi

Setiap Wanita punya cerita. Setiap manusia bisa bercerita. Setiap post di blog ini adalah rangkaian cerita kehidupan Kita, ya Saya dan Anda. Karena setiap Kita, melangkah di antara cerita 1 menuju cerita lainnya. Saat ini mungkin cerita Saya, besok bisa saja menjadi cerita Anda. *Writing Enthusiast* Selain mengelola laman dewifitriani.com, Saya pun aktif di samaraquran.com

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *