Bismillah…
Di balik keluarga yang kuat, ada sosok Ibu yang sehat jiwa dan raganya.
Semua orang di rumah boleh sakit, asal jangan ibu yang sakit. Bisa berantakan semuanya nanti. Karena ibu pemegang semua jadwal harian keluarga dan pemangku kepentingan segala urusan dari A-Z. Dari mulai standar performa rumah, kenyamanan perut anggota keluarga, sampai dengan penjaga kestabilan emosi masing-masing member di rumah.
Maka setidaknyaman apapun kondisi pikiran anda sebagai seorang istri dan ibu, tetaplah baik-baik menjaga kesehatan, karena hanya anda yang bisa bergerak leluasa, berjibaku dengan rutinitas harian dan penatnya pekerjaan ibu rumah tangga, sambil tetap tersenyum menatap pasangan dan anak-anak tercinta. Senyum penuh cinta yang memberi kekuatan bagi semua orang di rumah. Tidak heran, bila senyum itu menghilang, satu demi satu kekuatan personil lainnya pun akan tumbang.
Untuk anda, para suami dan ayah, ada baiknya sesekali bergantian membantu pekerjaan harian yang dilakukan pasangan, agar saat istri sakit atau tidak di rumah, setidaknya situasi rumah masih terkendali. Kalau ayah sudah ringan tangan begini, percaya deh, emosi ibu juga semakin stabil setiap harinya.
Jangan sampai ketika semuanya terjadi (istri sakit, tetiba harus dirawat, dsb.) anda kaget luar biasa karena demikian banyaknya printilan yang harus diperhatikan dari ujung ke ujung.
Celetukan dari seorang teman, “Bapak-bapak tuh emang harus dilatih mandiri, biar biasa. Jadi sekali dua kali kita ga di rumah, anak-anak juga masih keurus, masih ada yang ngawasin. Dan suami juga ngga terlalu manja karena udah ngerti mesti ngapain. Karena setiap wanita sesekali juga butuh ruang untuk mengekspresikan jati dirinya.” CMIIW ^_^.
Hingga nanti saat anak-anak mulai beranjak besar, bisa dibiasakan dengan berbagi pekerjaan rumah tangga. Memiliki asisten atau tidak, tetap perlu pembiasaan untuk melatih kemandirian dan tanggung jawab anak-anak sedini mungkin. Tidak perlu bergantung pada orang lain untuk hal-hal yang masih bisa dikerjakan sendiri. Toh, ketika terjun di tengah masyarakat, anak-anak juga akan menghadapi semuanya sendiri, berbekal kemandirian dan tanggung jawab yang sudah dipupuk sedari kecil.
Wallahu a’lam bisshowab.