
Bejo is Permanent Perspective
Adalah dia, Dewa Eka Prayoga atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Kang Dewa, seorang internet marketer sukses dengan julukan Dewa Selling, yang juga dijuluki sebagai Mentor Gendeng, dikarenakan sepak terjang dan action brutalnya yang seolah tak kenal lelah dengan energi yang berlimpah. Dari mulai juara 1 affiliate marketer selama 28x, penulis buku bestseller, dan owner beberapa bisnis yang dibangun dengan jejaring dari lapisan bawah, menengah, dan atas sampai beragam kepelatihan dan seminar yang menjadikannya sebagai pembicara.
Seolah melengkapi pencapaiannya dalam hal duniawi, hobi berbagi yang ia miliki juga membawanya sebagai provokator kebaikan yang terus-menerus mengajak semua orang untuk saling berbagi dalam rentetan proyek amal sholeh yang digarapnya bersama tim.
Bukan tanpa alasan, sederet kesuksesan itu hadir dari beragam ujian hidup yang hanya bisa disikapi dengan iman. Dari mulai ujian Bangkrut 7 Milyar lebih (sampai harus dikucilkan dan dicaci maki sekumpulan orang yang dulu hadir membersamai langkahnya dalam bisnis), divonis dengan penyakit GBS (Guillain-Barre Syndrome) dengan persentase kemungkinan hidup yang hanya tinggal 20% dan terus menurun dari hari ke hari, serta ujian konflik internal keluarga dari mulai intrik khas menantu dan mertua sampai kehadiran orang ketiga yang hampir mengancam keutuhan rumah tangga yang telah dibangun.
Ujian demi ujian hidup yang bagi sebagian besar orang akan dianggap sebagai kesialan, ketidakberuntungan, bahkan sampai aib.
Sebagai manusia normal, orang-orang yang menjadi saksi hidup dalam setiap keterpurukan Dewa, akan memandang dengan kasihan, jika tidak turut menghujat, ditinggal teman-temannya saat bangkrut, dicaci maki dan diancam sana-sini, bahkan sampai hendak dipidanakan. Padahal dari situlah akhirnya tersaring betul circle terdekatnya, mana yang benar-benar teman, mana yang bukan. Bayangkan jika itu kita, saat kita sudah nggak punya apa-apa lagi selain utang yang menumpuk, di saat itulah baru kita bisa benar-benar paham dan mengenali siapa kawan sebenarnya.
Atau masa ketika datang penyakit GBS (Guillain-Barre Syndrome) yang menyerang Dewa, hingga divonis mati dalam kisaran waktu yang teramat singkat, sebagai orang luar tentunya akan makin memandang dengan iba, ujian seolah tak pernah berhenti menghampirinya, utang belum lunas, anak masih kecil, ditambah biaya perawatan yang pastinya tidak murah.
Bukan Dewa namanya, jika begitu saja menyerah dengan keadaan. Bagai mendapatkan Jackpot Rezeki, agaknya ujian demi ujian hidup inilah yang akhirnya membawa Dewa dan keluarga pada sukses kehidupan saat ini yang dipenuhi limpahan rezeki secara materi maupun non materi. Ujian Hidup Membawa Kesuksesan.
Di titik inilah yang akhirnya membangun keyakinan dan energinya berkali-kali lipat, bangkit dari koma dan keterpurukan, mengembalikan tujuan hidupnya hanya untuk Allah, Melawan Kemustahilan.
Menjadikan setiap ketidakmungkinan yang hadir dalam kehidupannya menjadi peluang, yakin jika tidak mungkin Allah mendatangkan kesulitan hidup untuknya tanpa alasan, berprasangka baik dengan mengubah setiap ketidakberuntungan menjadi celah keuntungan, tentunya dengan izin dan pertolongan Allah sepenuhnya. Meyakini jika Setiap Hari Ada Rezeki Baru untuknya.
Ujian demi ujian yang dihadapi menjadi Titik Balik kehidupannya. Sebagai orang yang pernah dihadapkan pada kematian, Dewa Eka Prayoga paham betul jika setiap detik dan kesempatan yang diizinkan Allah untuk kita miliki harus dimanfaatkan sebaik mungkin, menjadi wasilah rezeki bagi umat yang perlu dan ingin dibantu, menjadikan setiap langkah sebagai wujud Detonator Kebaikan, terus menyebarkan atmosphere kebaikan di mana pun ia berjalan.
Pun ketika sampai ujian kebersamaan dengan istri tercinta mulai hadir dalam bentuk orang ketiga. Menodai Ijabsah yang telah diucap. Lagi-lagi Allah menorehkan goresan penanya dengan akhir yang indah. Impian untuk tetap bisa Sehidup Sesurga dengan kekasih hati masih dapat ia pertahankan dengan izin-Nya. Dan lagi-lagi hanya bermodal mengimani saja setiap takdir-Nya, Ikuti Saja Mau-Nya, entah sampai mana takdir itu berujung.
Beruntungnya Dewa, karena Allah telah menuliskan Sebuah Catatan panjang untuk setiap episode kehidupannya. Begitu kaya dan sarat pengalaman di usianya yang bahkan belum menginjak kepala 3. Ujian demi ujian hidup yang dilewati memaksanya berpikir ulang untuk menyusun kembali Proposal Hidupnya, menempatkan skala prioritas dan mengembalikan semua tujuan hidup hanya untuk-Nya. Meyakini jika hidup hanya sekumpulan detik yang bisa berhenti kapan saja dan kita hanyalah 1 di antara banyak pion yang entah bermakna atau tidak bagi pion-pion lainnya.
Bagaimana cara kita merayakan setiap detik kehidupan itulah yang pada akhirnya akan membedakan kita dengan pion-pion yang lain. Memberikan torehan ingatan dalam rangkaian Legacy yang telah kita susun di sepanjang nafas kehidupan.
Jujur, saya pribadi sebenarnya pembaca yang cukup terganggu dengan banyaknya link yang bertebaran di buku-buku karangan Kang Dewa dan tim. Namun, melihat banyaknya link yang bisa saya taruh dalam 1 artikel ini, membuat saya berpikir ulang dan “WOW,” sepertinya memang setiap karya yang beliau buat pada akhirnya terkait dengan keseluruhan hidupnya, keseluruhan Metamorfosa dari The (Un) Luckiest One menjadi BEJO (The Lucky One).
Ada proses panjang yang harus dilalui sebelum menjadi seindah dan sebebas kupu-kupu. Demikian halnya kehidupan, ada proses panjang yang harus dilalui sebelum akhirnya menjadi pribadi yang BEJO. Dan beruntungnya Kang Dewa, Allah memberikan orang-orang terkasih di dekatnya, termasuk seorang Bidadari tak Bersayap, , yang membersamai setiap langkahnya dalam berhijrah, mengembalikan semua tujuan hidup untuk mengejar keridhoan-Nya
Keberuntungan dan ketidakberuntungan bagai 2 sisi mata uang, tergantung bagaimana cara kita melihat dan memaknai setiap peruntungan yang hadir di depan mata. Mau dianggap sebagai Keberuntungan atau justru Kesialan? Bagaimana cara kita menilainya itulah yang akan menentukan setiap respon yang kita ambil pada setiap fase perjalanan hidup yang kita lewati.
Wallahu a’lam bisshowab
2 Responses
[…] buku ini tersaji dengan apik bagaimana seorang Dewa Eka Prayoga meramu semua apa yang menjadi tantangan hidupnya berikut dengan solusi yang ia […]
[…] tokohnya yang ga jauh dari kubangan masalah. Bukannya terpuruk, tumpukan masalah yang mendatangi Dewa dan Resti justru menjadi nyala api yang semakin membakar semangat untuk menjalani […]