Bismillah…
Sebuah Kisah tentang Jani dan Juna…
Bu Is: Maass.., Tadi bandengnya cuma ada 1 di Abang sayur
Pak Su: ooh, ya udah gapapa, lebih romantis dimakan 1 berdua
Bu Is: Nanti dibelah 2 aja ya makannya, biar enak langsung makan sendiri-sendiri
Pak Su: Ya, gitu juga boleh
Bu Is: Nanti kamu kepalanya ya Mas, aku ekornya. Kan kamu doyan banget tuh sama kepala ikan
Pak Su: Siap, Bu Jendral! Jangankan kepala bandeng, demi kamu kepala paus juga aku makan!
Bu Is: Halah, gombalmu Mas. Mana ada tukang sayur komplek jualan paus.
(Kringgg…) – Bunyi telepon berdering.
Bu Is: Mas, Tolong diangkat ya teleponnya
Pak Su: Siap, Istri cantikku!
(……) – Phone Conversation is start
Pak Su: Assalamu’alaikum, Juna’s speaking here
Ni’: Wa’alaikum salam wa rohmatulloh wa barokatuh. Oalah, Nggayamu kui, gawe inggris-inggrisan. Bosone penjajah iku lho.
Pak Su: Wahahaha… Ibu niki lho, yo wis Indonesia ae wis. (Ibuku ini asli Bumi Parahyangan yang lama menetap di Jawa Timur, nunut ke mana bapak membawa). Gimana kabar keluarga di Malang Bu?
Ni’: Yo alhamdulillah apik. Waras kabeh. Anu lho Le, Ibu itu mau kasih kabar ke kamu, lusa insyaAllah Ibu sama Bapak jadi berangkat ke Jakarta. Wis, Jani yo ga usah repot-repot siapin apa-apa, Ora. Ojo’. Ibu udah bawain banyak oleh-oleh. Kesukaanmu Le, ekor bandeng guede-guede, favoritmu dari kecil kan. Lengkap wis, tinggal digoreng.
……
(……) – end Conversation
Bu Is: Siapa Mas?
Pak Su: Ibu, Dek. Ngabarin lusa insyaAllah jadi dateng. Bawa ekor bandeng lo dek guede-guede, spesial buat kamu
Bu Is: Alhamdulillah, wah, bandengnya ibu kan gede-gede banget, seger lagi. Yah… tapi kan Ayyy, kamu ga bisa makan dong, kan kamu ga suka ekor?
Pak Su: Gapapa BunSay, Demi kamu aku bisa suka apa pun kok
……
Cerita diadopsi dari sebuah iklan luar negeri (Thailand)
Wallahu a’lam bisshowab
1 Response
[…] keimanan. Berkata benar dan jujur adalah asas keimanan. Jangan memulai riak kehancuran dengan dusta (istri atau suami mulai berkata bohong). Karena tidak akan bersatu antara dusta dan iman. Ibarat […]